Selasa, 04 Juli 2017

LATAR BELAKANG PERTANIAN TERPADU




Pola pertanian terpadu (integrated faring system) merupakan kombinasi antara pola pertanian tradisional dengan ilmu pengetahuan modern di bidang pertanian yang berkembang terus (Siswati 2012). Pertanian ini merupakan pemanfaatan lahan dengan berbagai macam usaha baik pertanian maupun peternakan. Pertanian terpadu ini bisa dilaksanakan di lahan pertanian yang luas maupun sempit. Sistem pertanian terpadu adalah sistem pengelolaan (usaha) yang memadukan komponen pertanian, seperti tanaman, hewan dan ikan dalam suatu kesatuan yang utuh. Definisi lain menyatakan, SPT adalah suatu sistem pengelolaan tanaman, hewan ternak dan ikan dengan lingkungannya untuk menghasilkan suatu produk yang optimal dan sifatnya cenderung tertutup terhadap masukan luar (Preston, 2000). Pertanian terpadu di lahan sempit biasanya memanfaatkan lahan pekarangan yang ada dengan maksimal. Sistem ini akan signifikan dampak positifnya dan memenuhi kriteria pembangunan pertanian berkelanjutan karena berbasis organik dan dikembangkan/diarahkan berbasis potensi lokal (sumberdaya lokal).
Tujuan penerapan sistem tersebut yaitu untuk menekan seminimal mungkin input dari luar (input/masukan rendah) sehingga dampak negatif sebagaimana disebutkan di atas, semaksimal mungkin dapat dihindari dan berkelanjutan (Supangkat, 2009). Pengembangan sistem pertanian terpadu saat ini masih lamban dan belum memenuhi kaidah keterpaduan sistemnya. Petani pada umumnya menerapkan sistem ini sifatnya masih parsial atau linear, artinya pengelolaan masing-masing komponen sistem masih terpisah atau sendiri-sendiri, misal ternak saja atau tanaman saja atau ikan saja. Padahal dalam pengelolaan sistem pertanian terpadu terdiri atas beberapa subsistem pengelolaan, yaitu pengelolaan tanaman terpadu (Integrated Crop Management/ICM), pengelolaan nutrien terpadu (Integrated Nutrient Management/INM), pengelolaan organisme pengganggu tanaman terpadu (Integated Pest Management/IPM), pengelolaan air terpadu (Integrated Moisture Management/IMM), pengelolaan ternak terpadu (Integrated Livestock Management/ILM). Oleh karena itu, makalah ini disusun untuk memberikan informasi lebih mendetail tentang sistem pertanian terpadu sehingga dapat memperluas wawasan untuk digunakan pada saat terjun langsung ke petani di lapang.


DAFTAR PUSTAKA
Preston, T.R. 2000. Livestock Production From Local Resources In An Integrated Farming System; A Sustainable Alternative For The Benefit Of Small Scale Farmers And The Environment. Workshop-Seminar "Making Better Use Of Local Feed Resources" SAREC-UAF. January, 2009.

Siswati L. 2012. Pendapatan Petani Melalui pertanian Terpadu Tanaman Hortikultura Dan Ternak Di Kota Pekanbaru. Jurnal Fakutas Peternakan Unand. 14:13-21

Supangkat, G. 2009. Sistem Usaha Tani Terpadu, Keunggulan dan Pengembangannya. Workshop Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu. Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, tanggal 14 Desember 2009.





Tidak ada komentar: