Pola
pertanian terpadu (integrated faring system)
merupakan kombinasi antara pola pertanian tradisional dengan ilmu pengetahuan
modern di bidang pertanian yang berkembang terus (Siswati 2012). Pertanian ini
merupakan pemanfaatan lahan dengan berbagai macam usaha baik pertanian maupun
peternakan. Pertanian terpadu ini bisa dilaksanakan di lahan pertanian yang
luas maupun sempit. Sistem pertanian terpadu adalah sistem pengelolaan (usaha)
yang memadukan komponen pertanian, seperti tanaman, hewan dan ikan dalam suatu
kesatuan yang utuh. Definisi lain menyatakan, SPT adalah suatu sistem
pengelolaan tanaman, hewan ternak dan ikan dengan lingkungannya untuk
menghasilkan suatu produk yang optimal dan sifatnya cenderung tertutup terhadap
masukan luar (Preston, 2000). Pertanian terpadu di lahan sempit biasanya
memanfaatkan lahan pekarangan yang ada dengan maksimal. Sistem ini akan
signifikan dampak positifnya dan memenuhi kriteria pembangunan pertanian
berkelanjutan karena berbasis organik dan dikembangkan/diarahkan berbasis potensi
lokal (sumberdaya lokal).
Tujuan
penerapan sistem tersebut yaitu untuk menekan seminimal mungkin input dari luar
(input/masukan rendah) sehingga dampak negatif sebagaimana disebutkan di atas,
semaksimal mungkin dapat dihindari dan berkelanjutan (Supangkat, 2009). Pengembangan
sistem pertanian terpadu saat ini masih lamban dan belum memenuhi kaidah
keterpaduan sistemnya. Petani pada umumnya menerapkan sistem ini sifatnya masih
parsial atau linear, artinya pengelolaan masing-masing komponen sistem masih
terpisah atau sendiri-sendiri, misal ternak saja atau tanaman saja atau ikan saja.
Padahal dalam pengelolaan sistem pertanian terpadu terdiri atas beberapa
subsistem pengelolaan, yaitu pengelolaan tanaman terpadu (Integrated Crop
Management/ICM), pengelolaan nutrien terpadu (Integrated Nutrient
Management/INM), pengelolaan organisme pengganggu tanaman terpadu (Integated
Pest Management/IPM), pengelolaan air terpadu (Integrated Moisture Management/IMM),
pengelolaan ternak terpadu (Integrated Livestock Management/ILM). Oleh karena
itu, makalah ini disusun untuk memberikan informasi lebih mendetail tentang
sistem pertanian terpadu sehingga dapat memperluas wawasan untuk digunakan pada
saat terjun langsung ke petani di lapang.
DAFTAR
PUSTAKA
Preston,
T.R. 2000. Livestock Production From Local Resources In An Integrated Farming System; A Sustainable
Alternative For The Benefit Of
Small Scale Farmers And The Environment. Workshop-Seminar "Making Better Use Of Local Feed
Resources" SAREC-UAF. January, 2009.
Siswati
L. 2012. Pendapatan Petani Melalui pertanian Terpadu Tanaman Hortikultura Dan Ternak Di Kota Pekanbaru.
Jurnal Fakutas Peternakan Unand. 14:13-21
Supangkat,
G. 2009. Sistem Usaha Tani Terpadu, Keunggulan dan Pengembangannya.
Workshop Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu. Dinas
Pertanian Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, tanggal
14 Desember 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar