Jumat, 08 September 2017

Tahap Penyembuhan Patah Tulang Lengkap


Penyembuhan patah tulang atau menyambungkan tulang yang patah merupakan proses alami dan otomatis setelah terjadinya patah tulang / fracture oleh sebab apapun. Fracture yaitu diskontinuitas tulang yang biasanya disebabkan oleh trauma. Parah tulang selalu dikaitkan dengan perdarahan, dan luka periosteal / lapisan luar atau endosteal / lapisan dalam tulang. Penyembuhan patah tulang didefinisikan sebagai pemulihan stabilitas mekanik, kontinuitas dan kemampuan tulang menopang beban secara normal. Proses penyembuhan patah tulang harus selalu dipantau melalui sinar-X atau rongsen secara berkala untuk mendeteksi apakah ada kelainan atau masalah, karena tidak selalu proses penyembuhan berjalan normal.

Supaya penyembuhan patah tulang terjadi secara normal, ada beberapa syarat yang harus terpenuhi, diantaranya :

Viabilty of fragment (suplai darah utuh), yaitu fragmen tulang yang patah tersebut jaringannya masih tersuplai darah dengan baik sehingga masih hidup.
Immobilitas, tulang yang patah tidak boleh bergerak, hal ini dapat dicapai dengan tidak bergerak, immobilitasi eksternal misalkan bidai atau fiksasi internal.Tidak ada infeksi, proses penyembuhan pada umumnya sama untuk semua jenis patah tulang, yaitu melalui serangkaian tahapan sehingga terbentuk tulang baru dan mengisi di daerah retak atau celah antara patahan tulang sehingga menyambung dengan sempurna. Apabila patah tulang parah, masalah yang akan memperlambat proses penyembuhan dapat terjadi.
Tahap Proses Penyembuhan Patah Tulang
Berikut tahap penyembuhan patah tulang, diantaranya :

Tahap1 : Peradangan (Imflammation)
Tulang patah baik terbuka atau tertutup akan menimbulkan perdarahan sekecil apapun itu dan membuat jaringan di sekitarnya meradang dan ditandai dengan bengkak, memerah dan teraba hangat serta rasa sakit. Tahap ini dimulai pada hari ketika patah tulang terjadi dan berlangsung 2-3 minggu.
Tahap 2 : Pembekuan Kalus Halus (Soft Callus)
Antara 2 – 3 setelah cedera, rasa sakit dan pembengkakan akan mulai hilang. Pada tahap penyembuhan patah tulang ini, terbentuk kalus yang halus di kedua ujung tulang yang patah sebagai cikal bakal penyambung tulang, tetapi kalus ini belum bisa terlihat melalui rongsen. Tahap ini biasanya berlangsung hingga 4 – 8 minggu setelah cedera.
Tahap 3 : Pembentukan Kalus Keras ( Hard Callus)
Antara 4 – 8 minggu, tulang baru mulai menjembatani fraktur (soft callus berrubah menjadi hard callus) dan dapat dilihat pada X-rays / rongsen. Dengan waktu 8 sampai 12 minggu setelah cedera, tulang baru telah mengisi fraktur.
Tahap 4 : Remodeling Tulang
Sekitar 8 sampai 12 minggu setelah cedera, sisi fraktur mengalami remodeling (memperbaiki atau merombak diri) memperbaiki setiap cacat yang mungkin tetap sebagai akibat dari cedera. Ini adalah tahap akhir penyembuhan patah tulang yang bisa bertahan hingga beberapa tahun.
Tingkat penyembuhan dan kemampuan untuk merombak pada tulang yang patah bebeda – beda pada setiap orang dan tergantung pada usia, kesehatan, jenis fraktur dan tulang yang terlibat. Anak-anak akan mampu menyembuhkan dan merombak fracture dengan lebih cepat daripada orang dewasa.

Sedangkan waktu peyembuhan rata-rata patah tulang untuk setiap jenis tulang, yaitu sebegai berikut :

Tulang Jari : 3 minggu
Distal Radius : 4 – 6 minggu
Tulang Lengan Bawah : 8 – 10 minggu
Tulang Lengan Atas (Humerus) : 6 – 8 minggu
Tulang Metacarpals (Telapak Tangan) : 4 – 6 minggu
Tulang Paha Bagian Leher ( Feromalis Neck) : 12 minggu
Tulang Paha Bagian Poros (Femoral Shaft) : 12 minggu
Tulang Tungkai Bawah dan Tulang Kering (Tibia dan Fibula) : 10 minggu
Dalam proses penyembuhan patah tulang tidak selalu tanpa hambatan, ada beberapa masalah yang mungkin dapat muncul pada proses penyembuhan patah tulang, yaitu :

Sindrom Kompartemen, peradangan yang menyebabkan pembengkakan parah pada saat patah tulang dapat memicu tekanan pada pembuluh darah sehingga suplai darah menjadi terhambat, hasilnya aliran darah tidak cikup sampai ke otot-otot di sekitar fraktur. Sumpai darah yang menurun dapat menyababkan otot-otot di sekitar fraktur mati dan menyebabkan cacat jangka panjang. Sindrom ini rentan terjadi pada cedera yang sangat parah.
Cedera Neovaskuler, arteri dan saraf di sekitar faktur dapat mengalami kerusakan jika cedera yang terjadi sangat parah. Kondisi inilah yang sering menyebabkan mati rasa atau kelumpuhan.
Infeksi, mungkin saja terjadi ketika kondisi fraktur terbuka pada patah tulang hingga tulang terlihat ke luar kulit. Ujung tulang yang bergerigi yang menembus kulit sangat rentan terkena infeksi yang berasal dari udara, tanah, atau debu.
Artritis Pasca Trauma, fraktur yang meluas ke area persendian dapat memicu radang sendi dini.
Penyambungan Tertunda, terjadi pada saat penyambung patah tulang berlangsung lebih lama dibandingkan standar waktu normal penyembuhan patah tulang pada umumnya.
Gagal Menyambung, yaitu terjadinya kegagalan penyambungan kedua ujung tulang yang patah dalam jumlah waktu yang wajar (nonunion). Untuk mengatasi masalah ini biasanya akan dilakukan tindakan operasi.
Malunion, penyambungan tulang yang tidak benar, contohnya menyambung tetapi posisinya miring, menyambung tetapi dalam posisi tumpang tindih dll. Untuk mengatasi masalah ini biasanya akan dilakukan tindakan operasi.
Proses penyembuhan patah tulang akan memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi ketika didukung dengan asupan nutrisi yang seimbang. Asupan pendukung untuk proses penyembuhan patah tulang bisa jadi akan mengurangi resiko munculnya gangguan dalam proses penyembuhan.

Tidak ada komentar: